Beranda | Artikel
Anak Akan Mencintai Orang Tua yang Mudah Memaafkan Kesalahannya
6 hari lalu

Anak Akan Mencintai Orang Tua yang Mudah Memaafkan Kesalahannya merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Ada Apa dengan Remaja. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 19 Rabiul Akhir 1446 H / 22 Oktober 2024 M.

Kajian Tentang Anak Akan Mencintai Orang Tua yang Mudah Memaafkan Kesalahannya

Tentunya, ini membutuhkan hati yang penuh dengan rasa maaf. Memaafkan mungkin tidak selalu mudah, karena terkadang kesalahan anak membuat orang tua kesal, jengkel, atau marah. Namun, perasaan itu bisa diredam dengan memberikan maaf. Dengan memaafkan, kita mampu menahan emosi, tetapi jika rasa maaf tidak ada, maka akan sulit menahan kemarahan.

Selain memaafkan, penting juga untuk memahami kesalahan anak. Kadang-kadang, mereka berargumen atau memberikan alasan atas kesalahan yang mereka perbuat. Jangan langsung bersikap antipati atau mematahkan argumentasi mereka, meskipun salah. Kita perlu memahami bahwa setiap masalah memiliki akar dan sebabnya. Tidak ada asap jika tidak ada api.

Sering kali, orang tua tidak mau memahami kesalahan yang dilakukan anak, sehingga mereka tidak tahu bagaimana cara mengatasinya. Padahal, menyelesaikan masalah dengan baik adalah kunci untuk tidak menimbulkan masalah baru.

Kita perlu memahami kesalahan orang lain agar bisa memberikan toleransi dan kesempatan untuk memperbaiki diri. Peluang ini sangat membantu mereka untuk memperbaiki kesalahan dan kekeliruan.

Selanjutnya, anak akan mencintai kita jika kita suka terlibat dalam hal-hal yang disukainya, seperti permainan atau hobi.

Setiap manusia memiliki hobi, begitu pula anak-anak. Mereka akan senang jika kita mau terlibat dalam hal-hal yang mereka sukai, seperti hobi mereka. Selain itu, mencairkan suasana dengan bercanda juga penting. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنِّي لَأَمْزَحُ وَلَا أَقُوْلُ إِلَّا حَقًّا

“Sesungguhnya aku juga bercanda, tetapi aku tidak mengatakan kecuali yang benar.” (HR. At-Thabrani)

Kita telah membahas sebelumnya bahwa pada momen-momen tertentu, kita bisa menggunakan canda untuk mencairkan suasana. Nabi pun bercanda, sehingga para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah engkau juga bercanda?” Nabi menjawab, “Ya, aku juga bercanda, tapi aku tidak mengatakan kecuali yang benar.”

Inilah batas-batas yang harus diperhatikan dalam bercanda, yaitu tidak keluar dari koridor kebenaran. Canda tidak boleh mengandung dusta, kebohongan, penghinaan, pelecehan, atau merendahkan orang lain, apalagi membuat mereka malu. Manusia membutuhkan kelonggaran ini karena tidak mungkin kita selalu dalam kondisi yang tegang. Canda bisa mencairkan suasana yang kaku.

Selain bercanda, kita juga perlu terlibat dalam hal-hal yang disukai anak. Kadang-kadang, orang tua memaksakan apa yang mereka sukai kepada anak, padahal anak mungkin tidak menyukainya. Misalnya, hobi ayahnya mungkin berbeda dengan hobi anak. Jika dipaksakan, anak akan kurang antusias dan merasa terpaksa melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak ia sukai.

Ada kalanya orang tua mengikuti apa yang disukai anak, tentu selama hobi tersebut tidak keluar dari koridor syariat. Terkadang, orang tua perlu menyesuaikan diri dengan apa yang diminati dan digemari oleh anak. Misalnya, jika anak menyukai olahraga tertentu, maka orang tua bisa mengalah dan mengikuti kecenderungan serta kesukaan anak.

Namun, sering terjadi hal sebaliknya, di mana anak dipaksa mengikuti minat dan hobi orang tua. Padahal, jika orang tua mendukung hobi anak, hal ini akan membuat anak senang dan merasa dicintai serta disayangi. Ini sebenarnya hal yang sederhana, karena setiap manusia memiliki kecenderungan untuk menyukai sesuatu. Jika kita mendukung dan memberikan dukungan kepada anak, dia akan merasa bahwa orang tuanya peduli dan memperhatikannya.

Sebaliknya, sebagian orang tua bersikap terlalu cuek atau bahkan mematahkan semangat anak. Misalnya, ketika anak menyukai olahraga tertentu, orang tua mengatakan, “Ah, itu tidak ada manfaatnya, itu tidak ada gunanya,” hanya karena mereka tidak menyukai apa yang disukai oleh anak atau karena memahami bahwa mendukungnya mungkin memerlukan biaya. Sikap ini tentu akan membuat anak merasa tidak diperhatikan dan tidak didukung.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54612-anak-akan-mencintai-orang-tua-yang-mudah-memaafkan-kesalahannya/